FATKHUR ROZI

Jumat, 22 Desember 2017

Ada celoteh dibalik Merbabu Merapi




Surabaya, Dua puluh enam di bulan Juli, saya bekerja sebagai karyawan swasta disalah satu perusahaan, jadi untuk berbicara masalah liburan memang sulit dikarenakan jadwal shift yang tidak pasti, yaaah tau sendiri mungkin disaat orang lain pada libur di weekend tapi saya weekend biasanyanya malah kerja. Mungkin kebetulan atau bagaimana, saya dapat libur 5 hari, dan tidak ada planning kemana mana dikarenakan hari itu saat weekday dan orang pada umumnya mungkin sedang sibuk bekerja.
Setelah bangun tidur dan buka Instagram, disuguhkan foto pemandangan yang indah di salah satu gunung di Jawa Tengah yaitu Merbabu, dan saya Cuma bisa melihatnya sebatas foto, dan entah kenapa pada saat itu seketika ingin pergi kesana, saya berfikir konyol dan akan nekat untuk pergi sendiri kesana, yaaa Jawa Tengah memang jauh, dan saya pun tidak pernah menginjak kaki di Jawa Tengah.
Bingung dan gelisah, kurang 3hari sebelum libur dijadwal bulan Juli yang sudah ada, 5hari dirumah saja rasanya kurang enak, main handphone dan tutup lagi gitu saja aktifitas, membuka ada pesan masuk di BBM, salah satu teman lagi update status alay sama pacarnya, ada yang galau nulis lirik lagu, ada juga yang endorse celana dalam wanita, dan masih banyak lagi, haha emang seperti itulah dunia maya yaa, akhirnya ada teman saya yang update “Rindu Ketinggian”, berbalaspun update itu dan seketika bilang Merbabu yuk, asli ini H-3 liburan dan dia pun Meng Iya kan ajakan saya. Gila ini orang, Namanya mungkin juga di anak gunung banget, setiap Display Picture entah kenapa mesti tentang Gunung dan Gunung,. Sebelumnya bisa dikatakan saya kurang akrab dengan orang ini, sampai  akhirnya sekarang dia adalah partner dikala sedang ingin untuk pergi jauh entah kemana.
Singkat cerita tanpa ada persiapan matang, dengan bermodal cerita teman dan browsing di internet, sepakat berangkat hanya berdua dari Surabaya, malam hari kita ketemu di Terminal Surabaya. Langsung memilih Bus patas menuju Solo dengan harga Rp70.000/orang, bus dengan kecepatan sangat kencang mungkin entah malam hari dengan penumpang mungkin tidak lebih dari 10orang. Sesampai di terminal Solo, oper naik bus jurusan Semarang Rp20.000/orang turun di perempatan “Pasar Sapi Salatiga dan sampai disana sebelum subuh.

Sampai disana, saya bingung entah mau kemana belum tau, ada yang nawarin ngojek ke basecamp merbabu via wekas dengan tarif lumayan mahal hehe, sambil santai di angkringan, sambil browsing dan tanya tanya bapak bapak di angkringan, disuruh nunggu bus kecil jurusan Wekas, dan turun di gapura jalur pendakian merbabu via wekas. Akhirnya setelah subuh kita naik bus kecil itu, dengan Rp10.000/orang kita disuguhi suasana damai masyarakakat dataran tinggi dingin yang sedang beraktifitas, anak anak berangkat sekolah, ibu ibu gendong jamu yang mau ke pasar, dan bapak sopir yang ramah denga bahasa jawanya yang kental, nggih monggo atos atos buu. Hehehe

Sampai digerbangnya kita turun dan mau ke basecamp masih harus naik ojek seharga Rp20.000/orang, sampai dibasecamp Merbabu Via Wekas pagi hari sekitar jam 7pagi. Beristirahat sejenak minum teh dan segera mengurus perizinan. Untuk tiket masuk Rp10.000/hari dan terhitung selama 2 hari kita pendakian. Kita berniat untuk lintas jalur yaitu Wekas dan turun Selo.
Kitapun berjalan lumayan cepat dari pos ke pos, ditengah perjalanan kita break sejenak untuk minum. Saat sedang enak enak break, ada seorang cewek dengan wajah pucat terlihat berjalan kelelahan sendirian melihat kearah kita dari jauh jarak antar bukit di jalur pendakian wekas yang panjang dan nanjak. Dengan iseng teman saya ini menggoda nya, semangat mbak semangat mbak ayooo ditunggu, tapi entah cewek itu diam dan hanya melihati kita yang sedang enak duduk istirahat, saya pernah ada cerita sedikit tentang mitos penunggu merbabu via wekas hehe, dan seketika itu juga saya teringat dan segera mengajak teman saya lanjut tanpa alasan, semapt teman saya tidak mau mungkin karena kelelahan, setelah itu kenapa langit semakin gelap padahal hari masih siang dan akhirnya kami lanjut. Aku sedikit berlari, dan teman saya pun marah marah, dia bertanya kenapa dan ada apa, akhirnya sedikit penjelasan tentang mitos itu tadi, hehehe

Sampai di Persimpangan menuju tower pemancar sore, dibawahnya kita buka tenda dan bermalam disana, malam hari sebelum tidur berbincanglah semua alasan kenapa saya tadi terburu buru berjalan dan saya ceritakan semua mitos yang katanya via wekas ada penunggunya, hehehe sudahlah yang penting kita tidak ada niat buruk, intinya  Orang baik akan dibedakan Tuhan,kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. 


Pagi hari kira kira pukul 10, setelah makan sarapan bersama kawan kawan dari berbagai kota, serasa akrab sekali, inilah indahnya gunung. Kita lanjut menuju puncak Merbabu, jalan naik turun dikelilingi lembah yang cantik, melewati punggung naga dengan bebatuannya yang indah, dilihati awan kinton dari kejauhan yang begitu indahnya, melewati jembatan yang tidak sebahaya yang dikira, semua rasa lelahpun akhirnya terbayar seketika melihat Burung Elang yang berada serasa diatas kepala dengan sinar matahari yang sangat terik kala itu, Puncak Merbabu pukul 12 siang kala itu bersama terik matahari yang semakin panas. Disinilah semua cerita berawal dari keberanian, memang benar tidak ada usaha yang menghianati hasil, dan semua doa yang diucapkan selama diperjalanan. Puncak akan tetap ada sampai kapanpun camkan itu.




Puncak Merbabu adalah tempat dimana kita yang tadinya berdua dari Surabaya, dipertemukan dengan 5 orang hebat, dari Jakarta dan Bogor. Akrab cerita akhirnya kita bertujuh berkeinginan setelah turun dari Merbabu akan melanjutkan untuk naik Merapi. Sepanjang perjalanan selalu bersama, akhirnya saling kenal satu sama lain, bercanda semakin tidak terasa akhirnya sore kita sampai di basecamp Selo dengan selamat. Meskipun kondisi badan yang semakin lemah dan Istirahat sejenak mandi dibasecamp.

Kami lanjut untuk carter mobil pickup menuju Basecamp Barameru Merapi. Carter pick up dengan Rp25.000/orang, mampir di Pasar Salatiga di warung Sate Kambing Muda, Makanan favorit setelah capek naik gunung makan yang enak enak, ada menu Tengkleng Sapi, Sate Kambing, Nasi Goreng Kambing, ditemani Teh hangat yang membuat suasana semakin syahdu menjadikan kami semakin akrab satu sama lain. Sesampai di basecamp Merapi waktu senja kala itu. Kita rencanakan untuk naik Merapi keesokan dinihari, kita masih punya waktu lama saat dibasecam, dan kita manfaatkan untuk istirahat semaksimal mungkin.

Basecamp Barameru berada diatas, sangat susah untuk cari air disini, entah kenapa, setiap paginya warga mengantri air dikolam depan rumah yang mungkin sudah disediakan pemerintah, malam itu kita bertujuh berjalan turun karena salah satu teman ada yang kebelet buang air, sambil kita mencari logistik untuk rencana summit Merapi dipagi harinya. Jauh sekali mencari logistik dengan jalan yang lumayan jauh sampai bawah ke salah satu supermarket yang ada disana. Yaah beli logistik untuk summit, beli minuman puncak dan beli Es Krim juga. Mantap kan naik gunung kali ini, minum es krim didepan supermarket, makan sate dipasar, serasa bukan naik gunung lagi, heheh dan akhirnya kita berjalan naik lagi menuju basecamp terus istirahat. Pukul 2 pagi setelah guyuran hujan entah malam har atau kapan, jalan menuju Merapi basah, satu teman mungkin kakinya sakit memilih untuk tetap di Basecamp Barameru. Kita ber-6 akhirnya lanjut menuju Merapi.

Melewati kabut tebal dengan begitu tega menutupi pandangan kita, dengan nafas yang mungkin sudah berontak dengan semangat kita, dingin hutan yang memeluk tubuh semakin terasa kuat ditulang, semakin keras doa yang diucapkan, akhirnya sunrise pagi itu serasa hangat dengan suguhan watu gajah dengan besarnya, dikeramaian pasar bubrah kita pun beristirahat sejenak, bertemu dengan anak kecil yang dibimbing ayahnya untuk belajar tentang kehidupan, inilah hidup, kita harus berusaha apabila ingin mencapai hasil yang maksimal, dan Tuhan akan bersama hambanya yang tidak lelah untuk berdoa, siang itu Puncak Merapi dengan sinar matahari yang cerah tertawa bersama saudara terhebat yang entah dikirim Tuhan untuk dipertemukan denganku, berterimaksih sekali tanpa kalian semua entah apa jadinya, dan Merapi akan selalu dirindukan sampai kapanpun, mungkin ada yang benar bilang Merapi Tak Pernah Ingkar Janji. Semoga kalian semua diberi kesehatan dan sampai kapanpun saya akan selalu ingat kalian, jangan sampai putuskan persaudaraan ini. Silahkan kalian bilang saya lebay atau apa, dan memang itulah sebenarnya.




Kita ber-6 pun turun kembali ke Basecamp, paginya kita beranjak pulang dengan tujuan utama yaitu bertemu keluarga dirumah, lagi dan lagi kita mampir diwarung untuk makan sate kambing muda bersama sama,oh ya harga sate dan tengkleng disana Rp25.000/porsi dengan penjualnya yang ramah kepada kita. Lanjut punlang menuju terminal Boyolali naik bus Rp20.000/orang dan lanjut ke Solo Rp10.000/orang. Tidak terasa kita berhari hari bersama akhirnya berpisah disini. Yang Jakarta lanjut ke Jakarta yang Bogorpun demikian, dan saya dan teman saya yang Surabaya kembali pulang dengan selamat smapai dirumah.

Sekian, memang panjang dan gak penting, terimakasih sekali sudah menyempatkan waktu untuk membacanya, silahkan di komentari sepuasnya, Saya emang berniat ngasih rincian harga, barangkali informasi diperlukan untuk pergi kesana, harga juga semakin tahun bisajadi berubah, sekali lagi pilihlah waktu yang pas, jangan pernah memaksakan diri, uang bisa dicari tapi kesenangan dan kesehatan harganya lebih mahal daripada apapun. Siapa yang bilang naik gunung itu gembel dan gak modal? Reneo tak sebul Kupingmu!!
Share This

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Fatkhur Rozi